Mami Cindy begitu saya menyebutnya, sebuah sosok yang aduhai, pleasure for the eye, cantik, body ok, punya style yang menarik, pokoknya most-wanted banget, satu lagi, sosoknya pun menyenangkan (sama sekali bukan mami-mami kok, tapi entah kenapa saya lebih comfortable memanggilnya dengan sebutan ‘mami’, dan bukan berarti juga saya ‘anaknya’ yah). Di suatu ketika, seperti biasa kami ngobrol ngalor ngidul lalu sampailah di sebuah topik yang rasanya tidak akan ada habisnya dibahas. Seru, simple dan complicated. Hayulu..bingung juga yah.. Saya sebut deh ‘SELINGKUH’. Yap, tidak lain dan tidak bukan, perselingkuhan, yang bisa membuat anda terbuai siang dan malam, gak enak makan, gak enak tidur, gak enak ngapa2in.. Sparksnya itu gimanaaa gitu. Tapi pada akhirnya bikin stress, bikin uring-uringan dan jadi serba rempong kata anak gaul sekarang. Kenikmatan sesaat.
Begitu disodori topik berikut yang masih panas tentunya, Mami Cindy pun nyerocos bak mami-mami, padahal suer deh bukan seorang ibu yang pake konde kok orangnya. “Kalo keadaan yang kaya jalan bareng, tapi udah pegangan tangan, peluk-pelukan, atau layaknya orang pacaran, padahal sebenarnya mereka gak pacaran, sedangkan salah satunya memang sudah punya pacar” begitu jawabnya ketika saya minta dirinya merumuskan apa sih itu selingkuh.
Pengalaman pribadinya pun ikut bicara, “Gue pernah diduain. Jadi ceritanya nih cowo udah punya cewe, tapi karena alesan si cewe ini super protektif dan possesif, jadi dia gak betah dan akhirnya dia jadi deketin gue. Pake bilang sayang pula.” Saya manggut-manggut aja dengan pengalamannya itu, terus saya korek lagi, apa dia menanggapi si cowo tersebut yang notabene sudah punya seorang wanita yang jealous dan possesif amit-amit. Dengan gayanya si mami Cindy menegaskan, “I know it’s bad. Tapi gue malah jadi tertantang untuk ngerjain cowo itu, maksudnya bikin dia nyadar kalo selingkuh itu bukan solusi. Gue sengaja bikin dia jadi suka dan sayang banget sama gue.” Ahhh menyesal saya kenapa juga gak tanya akhirnya gimana cerita ini. Happy ending atau not-so-happy ending. Ah ya sudahlah, sudah berlalu.
Saya pun membawanya ke pembahasan yang lebih dalam, saya bilang, concept rumput tetangga selalu lebih hijau itu apakah benar. Mami langsung bilang, itu gak benar, mau rumput tetangga lebih hijau kek, lebih subur kek, lebih tinggi, lebih langsing, lebih semok, berbunga juga, tapi kan tetep engga bener. Harus control ourselves dong. Begitu kurang lebih nasihatnya. “Gue akan lebih tenang, kalau gue mengakhiri hubungan gue yang sekarang kalau memang ada ketidak-cocokkan, and I am ready to start a new one, daripada nyerempet2 ke rumput tetangga.” Hmm.. you got one point. Moreover, by the end of the day, saya dan dirinya setuju bahwa niat untuk selingkuh maupun untuk tidak selingkuh itu kembali ke individual masing-masing.
“Menurut gue ya, selama pasangan kita bilang mereka ngapain aja, and there is no romance in it, then I don’t find that as an affair”. Lalu dia pun lanjut dengan bahasanya yang diplomatis itu, “Jadi gini ya, I believe in Karma. You will get what you give to others.” Ok deh mamiiii.
Finally, si mami pun berpesan untuk para single: jangan pernah mau dijadikan selingkuhan, it’s not fun at all while you can do other things yang lebih fun and awesome. Untuk yang sudah berpasangan in a relationship: Appreciate and love whom you already have. Always control yourself. Dannnn terakhir, untuk para selingkuhan: stop what you do right now and start a new relationship with a person whom can appreciate and love you with all their hearts.
Kalau sampai baris ini, anda terbayang atau memikirkan seseorang yang bukan partner anda, mungkin ada baiknya anda pikirkan dulu demi yang terbaik. Syukur deh kalau ternyata tetangga anda tidak berumput. Yang penting rumah anda berumput kan? Hijau, kuning, kelabu apapun deh warna rumputnya, coba dirawat tiap hari, siapa tau suatu saat bunganya juga warna-warni. Let’s make life a little bit more colorful just like this blog! Pada akhirnya si mami pun bilang, “Udah ya mami mau merumput dulu..” Nah lohhh, apa itu tandanya rumahnya tidak berumput? mau nyolong rumput tetangga? mau makan rumput? ah sudahlah, semoga rumputnya pas ya mami seperti yang engkau harapkan; asal jangan rumput orang engkau embat.